Langsung ke konten utama

JENIS-JENIS PEKERJAAN DALAM KONSTRUKSI PERUMAHAN

A. Pokok Pembahasan

1.  Pekerjaan leveling dan pengukuran lapangan (uizet)
2.  Pekerjaan galian dan fondasi
3.  Pekerjaan beton bertulang (sloof, kolom, dan balok)
4.  Pekerjaan dinding
5.  Pekerjaan plesteran dan acian dinding
6.  Pekerjaan lantai
7.  Pekerjaan kusen, daun pintu, dan jendela
8.  Pekerjaan atap
9.  Pekerjaan plafon
10. Pekerjaa cat
11. Pekerjaan instalasi pipa
12. Pekerjaan listrik


B.  Isi Materi


1.  Pekerjaan leveling dan pengukuran lapangan (uizet)

Dalam mewujudakan sebuah denah bangunan menjadi suatu bangunan pada sebidang tanah yang telah disediakan memerlukan proses pekerjaan leveling dan pengukuran lapangan (uizet). Pekerjaan ini dilakukan guna menentukan perbedaan/perubahan antara rencana dengan keadaan di lapangan dengan melakukan pengukuran dan pemasangan tanda-tanda patok yang merupakan pemindahan gambar rencana ke lapangan yang menggambarkan lokasi, arah, jarak dan elevasi/ketinggian bangunan. Berikut adalah penjelasan mengenai pekerjaan leveling dan pengukuran lapangan (uizet):


a.   Alat dan Peralatan

1)      Alat Ukur

Alat ukur tanah yang digunakan dalam pengukuran tanah atau land survey sekarang oleh para surveyor dalam mengukur dan memetakan suatu wilayah atau tanah adalah:

         

a)      Total Station

Total Station (TS) merupakan gabungan dari kemampuan antara theodolite elektronik dengan alat pengukur jarak elektronik (EDM, Electronic Distance Measurement) dan pencatat data elektronik. Total Station dapat membaca dan mencatat sudut horizontal dan vertikal, serta jarak antara titik-titik di lapangan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Berikut adalah karakteristik Total Station:

  • Dapat mengukur sudut horizontal dan vertikal dengan presisi tinggi. Ini memungkinkan untuk menentukan arah dan elevasi titik-titik di lapangan.
  • Total Station menggunakan jarak elektronik (EDM) untuk mengukur jarak antara alat dan titik target. Ini berguna dalam pengukuran jarak horizontal antara titik-titik di lapangan.
  • Dilengkapi dengan kemampuan pemrosesan data internal. Ini memungkinkan untuk menghitung dan menyimpan data pengukuran, seperti koordinat titik-titik, elevasi, dan jarak.
  • Memiliki kemampuan konektivitas untuk mentransfer data pengukuran langsung ke perangkat komputer atau perangkat lunak pemetaan, yang mempermudah analisis dan dokumentasi data.


Gambar 23. Total Station
              Sumber: google
.com

Gambar 24. Total Station detail
                Sumber: google
.com

Keterangan gambar:

Item

Deskripsi

Item

Deskripsi

1.

Handle

16.

Optical plummet reticle cover

2.

Handle securing screw

17.

Optical plummet eyepiece

3.

Instrument height mark

18.

Horizontal clamp

4.

Battery cover

19.

Horizontal fine motion screw

5.

Operation clamp

20.

Data input/output connector

6.

Tribrack clamp

21.

External powe source connector

7.

Base plate

22.

Plate level

8.

Levelling foot screw

23.

Plate level adjusting screw

9.

Circular level adjusting screws

24.

Vertical clamp

10.

Circular level

25.

Verical fine motion screw

11.

Display

26.

Telescope eyepiece

12.

Objective lens

27.

Telescope focusing ring

13.

Tubular compass slot

28.

Peep sight

14.

Beam detector for wireless keyboard

29.

Instrument center mark

15.

Optical plummet focusing ring

 

 


Video Penggunaan TS Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=r2VrIICF6Hk



Video Penggunaan TS Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=7PIX9SwwSug




b)      Teodolit

Teodolit atau alat ukur sudut merupakan alat pengukur geodetik yang digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal dalam survei tanah, pemetaan, dan konstruksi. Alat ini merupakan salah satu perangkat utama dalam pekerjaan pengukuran sudut dan elevasi, dan biasanya digunakan bersama dengan alat pengukur jarak atau EDM (Electronic Distance Measurement) untuk mengukur jarak antara titik-titik. Beberapa karakteristik utama teodolit adalah:

  • Pengukuran sudut horizontal dan vertikal dengan tingkat presesisi yang tinggi. Sudut horizontal untuk mengukur arah relatif terhadap utara geografis, sedangkan sudut vertikal untuk mengukur elevasi atau sudut dari bidang horizontal.
  • Memiliki tumpuan yang stabil, seperti tripod untuk memastikan ketepatan pengukuran.
  • Dilengkapi alat optic, seperti lensa, perisai mata, dan pembacaan skala.
  • Data sudut yang diukur oleh teodolit dapat digunakan dalam perhitungan trigonometri untuk menentukan jarak antara titik-titik di lapangan atau untuk menentukan koordinat geografis.


Gambar 25. Teodolit

Sumber: google.com


Keterangan gambar

Item

Deskripsi

Item

Deskripsi

1.

Pengarah kasar

9.

Pengatur fokus lensa okuler

2.

Klem pengunci vertikal

10.

Nivo tabung

3.

Penggerak halus vertikal

11.

Display dan papan tombol

4.

Tempat baterai

12.

Nivo kotak

5.

Klem pengunci lingkaran horizontal

13.

Plat dasar

6.

Penggerak halus lingkaran horizontal

14.

Lensa verticalizing

7.

Sekrup pengatur nivo

15.

Klem pengatur fokus benang

8.

Handle

 

 


Video pengenalan teodolit Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=pmpazire3oQ


Video penggunaan teodolit Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=8Q3SEB575rk



c)      Waterpass/Auto level

Waterpass atau sipat datar merupakan alat pengukuran tanah yang digunakan dalam pengukuran perbedaan ketinggian antara dua titik atau lebih. Waterpass bekerja berdasarkan prinsip bahwa permukaan air selalu mencari posisi yang horizontal, sehingga digunakan untuk menentukan ketinggian relatif atau perbedaan ketinggian dalam survei tanah, konstruksi, atau pemetaan. Beberapa karakteristik utama waterpass adalah:

  • Prinsip Pengukuran Horizontalitas, menggunakan tabung air yang berisi cairan dan gelembung udara, alat ini dapat mengukur sudut horizontal dengan akurasi yang tinggi.
  • Ketepatan Pengukuran, memberikan hasil pengukuran dengan tingkat akurasi yang baik.
  • Kemampuan Lapangan, untuk aplikasi survei tanah, konstruksi, dan pemetaan di lokasi yang berbeda.
  • Mengukur Perbedaan Ketinggian, untuk mengukur perbedaan ketinggian atau elevasi antara titik-titik. Ini sangat berguna dalam pemetaan topografi, survei tanah, dan konstruksi.
  • Pemantauan Kontinu, untuk pemantauan perubahan ketinggian seiring waktu. Ini memungkinkan pengukuran deformasi tanah atau struktur bangunan.

Gambar 26. Waterpass

Sumber: google.com


Keterangan gambar

Item

Deskripsi

Item

Deskripsi

1.

Lensa bidik

8.

Sekrup penggerak horizontal

2.

Skrup A, B, dan C

9.

Plat dasar

3.

Nivo

10.

Body teropong

4.

Pemutar fokus

11.

Rumah lensa depan

5.

Cermin nivo

12.

Skala gerakan sudut horizontal

6.

Vizier bidikan

13.

Nomer seri alat

7.

Sekrup fokus benang

 

 


Video pengenalan waterpass  Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=fLzn4huKd-E


 Video penggunaan waterpass Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=k9UWAfWxdEE



2)      Tripod Survey

      Tripod Survey merupakan alat penyangga yang digunakan untu menopang dan menjaga alat ukur/surveying (Total Station, Teodolit, Waterpass) dalam posisi yang stabil dan horizontal selama proses pengukuran. 

Gambar 27. Tripod survey

Sumber: google.com



3)      Stadia Rod atau Rambu Ukur

Stadia rod atau rambu ukur merupakan alat yang digunakan dalam pengukuran tanah, survei, dan konstruksi. Pada umumnya alat ini terbuat dari kayu atau aluminium, pada sisi depan terdapat skala pembaca dengan ukuran skala sentimeter yang digunakan untuk memberi titik sementara dilapangan pada saat proses pengukuran, berpenampang segiempat dengan ukuran ±2 cm x  ±4 cm dan panjang 3 sampai 5 meter. Umumnya di cat dengan warna mencolok seperti merah, putih, hitam, dan kuning.


Gambar 28. Rambu ukur

Sumber: google.com


4)      Pita Ukur

Pita ukur atau meteran merupakan alat ukur yang berbentuk pita yang memiliki panjang tertentu. Fungsi dari pita ukur pada proses pengukuran tanah adalah untuk mengukur jarak horizontal atau panjang dengan tingkat akurasi yang baik.


Gambar 29. Pita ikur

Sumber: google.com


2.  Pekerjaan galian dan pondasi

Pekerjaan galian dan pondasi merupakan salah satu tahap awal dalam pelaksaaan konstruksi bangunan. Pekerjaan galian melibatkan pengangkatan dan penggalian tanah untuk membentuk area yang sesuai dengan pondasi bangunan yang akan dibangun. Kedalaman dan volume penggalian akan disesuai. Pondasi adalah struktur yang mendukung seluruh berat bangunan dan mentransfer beban ke tanah yang mendasarinya.kan dengan perhitungan desain struktural dan permintaan fondasi. Berikut adalah syarat yang harus dipenuhi dari konstruksi pondasi sebuah bangunan, yaitu:

  • Menempatkan pondasi harus di atas tanah dasar yang keras supaya kedudukan pondasi tidak mudah bergerak.
  • Menghindari penempatan bangunan pada lahan ekspansif atau lahan lunak.
  • Menggunakan material yang tidak mudah rusak dan tahan lama.
  • Mendesain bentuk konstruksi agar kokoh dan kuat agar mampu menopang beban bangunan diatasnya.
  • Untuk bangunan satu lantai cukup menggunakan pondasi dangkal batu kali, sedangkan bangunan bertingkat atau tinggi dapat menggunakan pondasi dalam.



Gambar 30. Galian pondasi dan pondasi footplat

Sumber: google.com


Video galian dan pondasi Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=b4rgswGnswQ

Video pembuatan tulangan pondasi cakar ayam Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=b4rgswGnswQ




3.   Pekerjaan beton bertulang (sloof, kolom, dan balok)

Sloof adalah bagian dari struktur dasar suatu bangunan. Sloof merupakan balok horizontal yang biasanya terletak di bagian bawah bangunan atau di atas pondasi. Fungsi utama sloof adalah untuk mendistribusikan beban vertikal dari kolom atau dinding ke pondasi. Dengan kata lain, sloof berperan sebagai penghubung antara kolom atau dinding dengan pondasi.


Gambar 31. Sloof

Sumber: google.com


Sedangkan, Kolom adalah elemen vertikal dalam struktur bangunan yang bertujuan untuk menopang beban struktural di atasnya. Kolom memiliki peran penting dalam mendistribusikan beban vertikal ke bawah, melalui sloof, hingga mencapai pondasi. Biasanya, kolom dibangun dari beton bertulang atau baja, tergantung pada desain dan persyaratan struktural.


Gambar 32. Kolom

Sumber: google.com


Sementara itu, Balok adalah elemen horizontal yang digunakan untuk menghubungkan dua kolom atau dinding, dan berfungsi untuk mendukung beban dari lantai, atap, atau beban lainnya di atasnya. Balok biasanya terbuat dari beton bertulang atau baja, dan umumnya ditempatkan di atas kolom atau dinding.


Gambar 33. Balok

Sumber: google.com


Langkah-langkah pekerjaan beton bertulang

a.       Perencanaan dan desain

Tentukan desain struktur beton bertulang berdasarkan kebutuhan dan beban yang diperlukan dengan cara menghitung beban struktur, dimensi beton, dan jarak antar tulangan.

b.      Pemilihan material

Gunakan material seperti beton berkualitas baik (ready mix atau site mix) sesuai perencanaan dan tulangan baja yang sesuai.

c.       Persiapan lokasi

Mempersiapkan galian dan juga pondasi yang kokoh sesuai dengan perencanaan.

d.      Pembuatan cetakan/bekesting

Pada umumnya cetakan terbuat dari kayu yang sesuai dengan desain bentuk yang mampu menahan tekanan beton selama proses pengecoran.

e.       Penempatan tulangan

Tempatkan tulangan baja dalam cetakan sesuai desain dan pastikan tulangan terpasang dengan benar dan erat menggunakan kawat baja.

f.        Pemasangan pengisi

Pasang pengisi atau pacer diketira tulangan untuk menjaga jarak antar tulangan dan memastikan ukuran selimut betun sesuai.

g.      Pengecoran beton

Tuangakn beton kedalam cetakan secaa perlahan dan gunakan vibrator untuk menghilangkan gelembung udara dan memastikan beton dapat merata di segala sisi.

h.      Pengeringan awal

Tunggu beton hingga mengeras sesuai standar kontruksi dan lindungi beton dari cuaca ekstrim selama proses pengeringan.

i.        Pemeliharaan kelembapan

Melakukan penyiraman setelah pengecoran agar tidak mengalami pengerasan secara ekstrim yang mengakibatkan keretakan pada beton.

j.        Penghilangan cetakan atau bekesting.

k.      Penyelesaian akhir

Cek semua bagian beton apakah terjadi keretakan setelah pengeringan, jika terjadi keretkan dapat diperbaiki dengan menembelnya, namun apabila keretakan dilihat cukup parah, sebaiknya lakukan pengulangan pengecoran.


Video pembuatan begel sumber : https://www.youtube.com/watch?v=GDOL5Ye2oeg





4.    Pekerjaan dinding

Pekerjaan pasangan dinding pada umumnya dikerjakan setelah pekerjaan struktur telah selesai, seperti pekerjaan pondasi, slof dan kolom. Dinding dalam sebuah konstruksi umumnya masuk dalam kategori arsitektur sehingga fungsi dari dinding adalah sebagai skat pemisah antar ruang. Umumnya jenis bata yang digunakan dalam proyek konstruksi adalah:


a.       Batu Bata Merah: Kelebihan: murah, tahan api, dan tidak perlu perekat khusus. Kelemahan: berat, boros dalam material perekat, membuat suhu ruang tidak stabil

b.       Batako: Kelebihan: dapat dipesan sesuai ukuran kebutuhan, Kekurangan: menyerap panas, mahal, sulit dipotong

c.       Bata ringan/hebel: Kelebihan: hasil rapi; ringan, kedap suara dan cukup kuat, Kelemahan: mahal, penjualan dalam paket besar.

d.       Batu bata berlubang: Kelebihan: banyak variasi dan ukuran dan murah, Kelemahan: harus direndam 24 jam, hasil cetak kurang rapi, pemasangan butuh tanah liat.

e.       Batu bata purpose-made: Kelebihan: membantu memudahkan proses pemasangan kusen pintu dan jendela, Kelemahan: mahal, tidak mudah didapat.

f.       Bata Hollowbrick dan Fullbrick Kelebihan: ringan, mudah dipotong, tidak membutuhkan banyak material perekat, Kelemahan: mudah retak dan patah, menyerap panas.

Jenis dalam pasangan bata untuk dinding memiliki berbagai macam tergantung jenis dinding yang akan dibuat, apakah struktural, non struktural atau hanya sebagai dinding partisi. Berikut adalah jenis-jenis pemasangan batu bata merah menurut metode pemasangan:

a.       Pemasangan 1/1 Bata

Pemasangan 1/1, di mana setiap baris horizontal (lubang) mengandung satu bata dan setiap baris vertikal juga mengandung satu bata. Dinding ini biasanya memiliki kekuatan dan daya tahan yang tinggi. Umumnya digunakan pada dinding luar bangunan, dinding pembatas, dinding penahan, dinding struktural.

Gambar 34. Pasangan 1/1 bata

Sumber: google.com


b.       Pemasangan 1/2 Bata

Pemasangan 1/2, di mana setiap baris horizontal mengandung satu bata, dan setiap baris vertikal mengandung dua bata, digunakan untuk dinding non-struktural dan dinding partisi dalam bangunan. Umumnya digunakan pada dinding partisi dalam bangunan, dinding interior, dinding dekoratif.

Gambar 35. Pasangan 1/2 bata

Sumber: google.com


c.       Pemasangan 3/4 Bata

Pemasangan 3/4, di mana tiga bata ditempatkan dalam satu baris horizontal dan empat bata dalam satu baris vertikal. Umumnya digunakan pada dinding partisi, dinding penahan tanah, dinding tipis, dinding interior.

Gambar 36. Pasangan 3/4 bata

Sumber: google.com


d.       Pemasangan 1/4 Bata

Pemasangan 1/4, di mana satu bata ditempatkan dalam satu baris horizontal dan empat bata dalam satu baris vertika. Umumnya digunakan pada dinding dekoratif, elemen arsitektur, desain estetika.

Cara Pemasangan Batu Bata Merah

Teknik pemasangan dinding sangat penting diketahui oleh tukang bangunan dalam proses pendirian bangunan atau renovasi bangunan. Teknik yang baik akan membuat pasangan bata berdiri dengan kokoh dan kuat.

a.       Persiapan

1)      Material

a)      Pemilihan bata merah yang sesuai dengan standar konstruksi.

b)      Semen, pasir, dan air untuk campuran spesi atau adukan semen (perekat).

2)      Peralatan.

a)      Perlengkapan pengadukan spesi, untuk memperudah pencampuran material.

b)      Alat pasang (trowel), untuk mempermudah pemasangan bata seperti ketebalan spesi untuk bata.

c)      Alat pemotong, untuk mempermudah pemotongan bata yang sesua dengan kebutuhan.

d)      Alat pengukur simetris (benangan, paku, dan waterpass), untuk membantu pembuatan garis patokan serta pengecekan kelurusan dan ketegakan pasangan bata.

e)      Scalfolding atau perencah, untuk membantu proses pemasangan bata yang sulit di jangkau pada ketinggian tertentu.

3)      Persiapan lokasi

a)      Kondisi pondasi atau sloof penempatan dinding dalam keadaan baik sebelum melakukan proses pemasangan bata.

b)      Memastikan area pondasi atau sloof bersih agar pengikatan bata terikat dengan baik.

c)      Membuat garis batas dan tinggi tembok menggunakan benangan dan water level.

b.      Proses Pemasangan Bata.

1)      Sebelum memasangan bata, pastikan bata dalam keadaan basah dengan merendam bata ke dalam air supaya bata tidak menyerap air dari adukan spesi secara cepat.

2)      Melakukan pemasangan bata pada sudut dinding sebagai acuan, lakukan hingga bata sampai pada sambungan dari ujung ke ujung. Gunakan square atau alat pengukur sudut untuk memastikan sudut telah 90°.

3)      Pastikan ketebalan spesi memiliki ketebalan yang sama dan rata.

4)      Teruskan pemasangan bata, dan pastikan bata sejajar dan berada pada posisi yang tepat dengan bantual alat spirit level.

5)      Jika terjadi perbedaan tinggi bata, pukul pada ujung bata dengan pelan sampai bata dirasa sudah sejajar dengan bata lain. Hal ini dilakukan dalam keadaan spesi basah.

6)      Setelah beberapa baris terpasang, pastikan sambungan horizontal dan vertikal sesuai dan teratur.

7)      Apabila diperlukan pemotongan bata, gunakan alat pemotong agar mendapatkan hasil potongan yang sesuai.

8)      Segera bersihkan kelebihan spesi pada permukaan bata sebelum mengeras atau mengering.

9)      Pasangan benangan dapat dilakukan setiap pemasangan bata mencapai 50 cm.


Video pemasangan bata merah sumber :  https://www.youtube.com/watch?v=5VzOV80K2Og







5.   Pekerjaan plesteran dan acian dinding

a.     Plesteran

         Plesteran merupakan sebuah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu bidang baik bagian luar atau dalam bangunan yang berfungsi agar tingkat kekuatannya lebih kokoh, perata permukaan, memperindah dan memperkedap dinding.

Tujuan pekerjaan plesteran pada dinding:

  •  Membuat permukaan dinding lebih rapi, bersih, dan menjadi keindahan eksterior bangunan.
  • Melindungi permukaan dari pengaruh cuaca.
  • Menutupi kerusakan-kerusakan dinding atau bidang yang ditutupi.
  • Menutupi kualitas bahan yang kurang baik pada pasangan bata

Bahan yang digunakan dalam plesteran ini adalah adukan antara pasir dengan semen sehingga sering disebut dengan plesteran semen (mortar semen). Perbandingan campuran pasir dengan semen pada jenis ini yang sering dipakai adalah :

  • 1 semen : 3 pasir
  • 1 semen : 4 pasir
  • 1 semen : 5 pasir

Langkah-langkah membuat plesteran:

  • campuran adukan dibuat dengan mencampur pasir dan semen sesuai komposisi, dicampur secara merata
  • aduk dengan air sesuai dengan kekenyalan yang dibutuhkan. Volume air yang dicampurkan ke dalam adonan tidak boleh terlalu banyak karena dapat menyebabkan adonan plesteran menjadi cair sehingga sulit ditempelkan ke dinding dan sebaliknya
  • waktu maksimum pemakaian dari plesteran jenis ini yang baik adalah kurang lebih 30 menit setelah pengadukan campuran
Video pekerjaan plesteran sumber: https://www.youtube.com/watch?v=pRNklaHV-mc




b.    Acian

          Acian merupakan proses finishing setelah dilakukan pemlesteran. Acian berfungsi untuk menutup pori-pori yang terdapat pada plesteran dan menghaluskan permukaan plesteran agar terlihat lebih rapi. Dinding yang sudah diaci, akan menjadi lebih halus dan siap untuk dilakukan proses pengecatan. Dinding juga akan lebih terlindungi dan tidak mudah mengelami rembesan air dari luar.


Langkah-langkah membuat acian dinding:

  • Basahi tembok yang sudah diplester dengan air secukupnya hingga basah dan benar-benar lembab. Dimaksudkan agar kondisi tembok basah tidak kering sehingga tidak membuat acian cepat kering. Acian tembok tidak boleh terlalu cepat kering dan tidak boleh terlalu lama kering, agar hasilnya baik dan tidak terjadi keretakan. Hal ini sangat menentukan sekali terhadap hasil acian yang menyebabkan keretakan.
  • Membuat adonan acian dengan semen dan air. Tuangkan semen secukupnya perkiraan untuk pekerjaan 10-20 menit selesai, kemudian tuangkan air sampai permukaan semen didalam ember tertutup. Aduk sampai halus seperti pasta jika kurang air bisa tambahkan air kembali. Buat adonan semen yang baik dan halus, jika ada gumpalan semen keras lebih baik pisahkan, jangan gunakan semen yang sudah lama atau banyak gumpalan karena akan mempengaruhi hasil dari acian.
  • Aplikasikan adonan acian ke permukaan dinding plesteran dengan roskam yang rata. Tarik acian secara searah, bisa dari bawah katas atau kiri ke kanan dan sebaliknya. Terus ulangi bagian ini sampai semua permukaan selesai di aci dan rata. Jika ada permukaan yang belum rata sebaiknya selesaikan dulu bagian tersebut sebelum pindah kebagian yang lain. Buat acian setebal kurang lebih 2-3 mm untuk hasil maksimal.
  • Setelah acian setengah kering ratakan kembali dinding dengan roskam atau dengan kertas semen dengan cara di gosokkan.

Peredaan plesteran dinding dan acian dinding adalah tujuan dari plesteran sebagai penutup permukaan dinding bata agar lebih kokoh, sedangkan acian bertujuan menutupi pori-pori dari plesteran agar terlihat lebih halus dan rata.


Video pekerjaan plesteran sumber: https://www.youtube.com/watch?v=lKj6xe8ahQ4




6.   Pekerjaan lantai

         Pekerjaan pemasangan lantai dilakukan setelah seluruh pekerjaan bawah dan pekerjaan atas telah selesai. Sebelum melakukan pemasangan lantai, perlu melakukan pengukuran pada permukaan dasar tanah agar tidak terjadi penyusutan tanah yang dapat mengakibatkan lantai rapuh dan pecah. Berikut merupakan langkah-langkah dalam pekerjaan pemasangan lantai:

  • Melakukan Perencanaan dan desain lantai.
  • Melakukan pengurukan dengan pasir atau tanah uruk
  • Pembuatan rabat beton.
  • Pemasangan lantai sesuai jenis, sperti kayu parkit, marmer, granit, keramik, dan lain sebagainya.
Video cara pemasangan keramik sumber : https://www.youtube.com/watch?v=l-V-NLDfVc4



7.    Pekerjaan kusen, daun pintu, dan jendela

           Pintu terdiri dari daun pintu dan gawangan atau kusen, hal tersebut juga berlaku untuk jendela. Kusen akan dipasang secara permanen pada tembok dan daun pintu akan dipasang pada kusen menggunakan engsel agar dapat dibuka tutup. Namun terdapat berbagai jenis pintu sekarang dan tidak hanya pintu menggunakan pergerakan engsel, salah satunya pintu geser. Bahan yang umum digunakan sebagai kusen dan daun pintu jendela adah kayu, aluminium, PVC, beton (untuk kusen). 


Video pekerjaan kusen Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=KN5olTAOm0g




Video pemasangan daun pintu Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=MyereCYmdYU&t=5s





8.     Pekerjaan atap

           Atap merupakan konstruksi bangunan yang erfungsi sebagai penutup dan pelindung dari cuaca, panas, dan elemen luar lainnya. Atap terbagi menjadi dua bagian, yaitu rangka atap dan penutup atap. Rangka atap adalah struktur penopang atap yang terdiri dari reng, usuk, gording, dan kuda-kuda. Sedangkan penutup atap terdiri dari genting atau material jenis atap lainnya dan bubungan. Bahan yang umumdigunakan pada rangka atap adalah kayu, baja profil, baja ringan dan beton.



Video pekerjaan atap sumber:https://www.youtube.com/watch?v=CbOcCXCgT64





 

9.   Pekerjaan plafon

          Pekerjaan plafon merupakan bagain konstruksi bangunan yang berkaitan dengan penyelsaian atap dalam ruangan dengan ketinggian tertentu. Plafond adalah komponen konstruksi dengan permukaan datar berfungsi sebagai langit-langit bangunan sehingga menciptakan penampilan yang bersih dan rapi. Berikut tujuan dari pemasangan plafond, yaitu:

  • Estetika, untuk menciptakan penampilan yang rapi, bersih, dan estetis di dalam ruangan.
  • Penyembunyian struktur atap, untuk menyembunyikan elemen struktural atap seperti balok, balkon, dan rangka penopang lainnya.
  • Isolasi termal, untuk meminimalkan suhu tinggi dari sinar matahari melalui bidang atap.
  • Isolasi akustik, untuk mengurangi gema, mengontrol kebisingan, dan menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan nyaman.
  • Penyembunyian komponen listrik dan sistem HVAC, untuk menyembunyikan peralatan listrik, kabel, saluran, dan sistem ventilasi dalam ruangan.

Berikut adalah penjelasan tentang beberapa bagian utama plafon:

Video pekerjaan plafond sumber: https://www.youtube.com/watch?v=3b1lxKoc2CM





 

a.       Rangka plafon (Ceiling Framework)

Untuk beberapa jenis plafon seperti plafon gipsum, plafon akustik, atau plafon anjungan, diperlukan rangka atau kerangka yang terbuat dari kayu, logam, atau bahan lainnya, umunya rangka plafond menggunakan besi hollow atau kayu reng.  Rangka ini digunakan untuk menopang lapisan plafon dan mendukung berbagai komponen lainnya.

Gambar 43. Rangka plafon

Sumber: google.com


b.       Penutup plafon (Ceiling Finish)

Merupakan bagian paling terlihat dari plafon dan mencakup material yang digunakan untuk menutupi permukaan atap dalam ruangan. Jenis lapisan plafon bisa bervariasi, termasuk gypsum board, panel kayu, panel akustik, panel metal, dan berbagai jenis plafon lainnya.

Gambar 44. Penutup plafon

Sumber: google.com



10.   Pekerjaa cat

Pekerjaan pengecetan dilakukan pada tahap terakhir atau finishing dari rangkaian pembangunan sebuah bangunan, yaitu setelah pengerjaan dinidng, kusen, daun pintu dan jendela, plafond, serta atap. Tujuan utamanya adalah menerapkan lapisan cat pada permukaan bangunan untuk melindungi, memperindah, dan merawat bangunan tersebut.


Gambar 45. Pengecetan

Sumber: google.com

11.    Pekerjaan instalasi pipa

Pekerjaan instalasi pipa merupakan proses pemasangan dan pengaturan sistem pipa untuk mengalirkan berbagai jenis fluida. Instalasi pipa yang umum dikerjakan adalah instalasi pipa air hujan, instalasi air limbah, instalasi pipa air kotor, dan instalasi pipa air bersih. Bahan pipa yang sering digunakan adalah pipa besi, galvanis, galvalum, dan plastik (PVC).

a.       Penyambung Pipa

Penyambingan pipa atau pipe joint merupakan proses dua titik atau lebih pipa yang dihubungkan bersama agar membetuk suatu rangkaian yang memungkinkan aliran fluida dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya. Tujuan dari penyambungan pipa adalah menciptakan koneksi kuat antar pipa, tahan terhadap tekanan, serta tahan terhadap kebocoran sehingga pipa bekerja dengan baik dan aman.


Video pekerjaan penyambungan pipa sumber: https://www.youtube.com/watch?v=gtLHzprb5u8





12.    Pekerjaan listrik

Pekerjaan listrik adalah pekerjaan yang melibatkan instalasi, perawatan, dan perbaikan sistem listrik yang digunakan dalam pendistribusian tenaga listrik ke berbagai peratan dan bangunan. Instalasi listrik merupakan proses pemasangan    dan pengaturan bagian alat listrik di dalam bangunan untuk mengatasi perubahan energi listrik menjadi kimia dan mekanis. Perencaan instalasi listrik pada sebuah bangunan telah tercantum pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia 0225:2011 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) dan Standar Nasional Indonesia 0225:2011/Amd1:2013 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) Amandemen 1 Sebagai Standar Wajib. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan instalasi listrik yang aman bagi rumah, yaitu:

  • Menggunakan tenaga ahli yang bersertifikat.
  • Menggunakan peralatan yang berstandar SNI.
  • Pemasangan MCB (Mini Circuit Breaker) dilakukan supaya dapat memproteksi perabotan dan jaringan listrik apabila terjadi arus berlebih.
  • Pemasangan ELCB (Eart Leakage Circuit Breaker) dilakukan untuk pencegahan terjadinya kebocoran arus listrik

Terdapat berbagai pekerjaan instalasi listrik pada sebuah bangunan, antara lain:

  • Instalasi jaringan kabel
  • Intstalasi boks panel listrik
  • Instalasi stop kontak, saklar, fitting lampu
  •  Penyambungan daya PLN atau Genset atau sumeber daya lain dan grounding
  • Instalasi penangkal petir
Video pekerjaan instalasi listrik s
umber: https://www.youtube.com/watch?v=SqQOkcKxOgA




 

C.  Daftar Rujukan

Lim, Erwin. 2022. Dasar-Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan.

Pendidikan, Kementerian, D A N Teknologi, and Erwin Lim. 2022. Dasar-Dasar Teknik Konstruksi Dan Perumahan.(Pendidikan, Teknologi, and Lim 2022)



D.    Refleksi

Berikut merupakan latihan soal yang dapat di coba


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL PRAKTIK KAYU

  MODUL PRAKTIK KAYU: 1. KESEHATAN DAN KESALAMATAN KERJA (K3) PADA KERJA KAYU 2.  BAHAN KAYU DAN PERALATAN DALAM KERJA KAYU 3.  KEMAMPUAN DASAR KERJA KAYU 4.  BERBAGAI MESIN KERJA KAYU 5.  BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KAYU 6.  PEKERJAAN FINISHING PRODUK KAYU 7.  PERENCANAAN PRODUK KAYU

MODUL PRAKTIK BATU BETON

  MODUL PRAKTIK BATU BETON 1.  PENGENALAN DAN PELUANG TEKNIK KONSTRUKSI DAN PERUMAHAN 2.  PELAKU DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI PADA UMUMNYA 3.  PERLATAN DAN TEKNOLOGI DALAM KONSTRUKSI DAN PERUMAHAN 4.  JENIS-JENIS PEKERJAAN DALAM KONSTRUKSI PERUMAHAN

KESEHATAN DAN KESALAMATAN KERJA (K3) PADA KERJA KAYU

A. Pokok bahasan : 1. Pengertian K3  2. APD pada Konstruksi Kayu  3. Etika Bekerja pada Kayu  B. Isi Materi :  1. Pengertian K3        Project/suatu kegiatan merupakan pekerjaan yang melibatkan berbagai unsur mulai dari sumber daya manusia, teknologi mencakup peralatan dan metode kerja, ilmu sosial untuk pengolahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Hal ini menjadi salah satu K3 sebagai dasar keamanan dari konstruksi. K3 menjadi hal penting dan menjadi tanggung jawab dari pelaksana pekerjaan atau kontraktor.       Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Permen PU No. 9 Tahun 2008 adalah K3 pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, baik yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. OHSAS 18001:2017 yaitu kondisi serta faktor yang berpotensi berdampak, pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (pekerja kontrak, personil kontraktor, atau