Langsung ke konten utama

KEMAMPUAN DASAR KERJA KAYU

A. Pokok bahasan :

1. Kemampuan Dasar Kerja Kayu 
2. Langkah Kerja Membuat Produk


B. Isi Materi : 

1. Pengertian Kemampuan Dasar Kerja Kayu

    Kemampuan dasar kerja kayu adalah berbagai teknik dalam pengolahan kayu mulai dari pengukuran, melukis, pemotongan, perataan, pengikisan/pahat, pelubang, hal ini bertujuan membuat produk sesuai perencanaan. Kemampuan dasar menjadi hal wajib yang dimiliki untuk mengolah kayu. Kemampuan dasar kerja kayu menyangkut pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Walaupun demikian hal yang paling dilihat adalah keterampilan, kemampuan ini bisa diasah dengan cara memperbanyak jam terbang. Belajar kemampuan dasar paling awal adalah mengenai kerja kayu secara manual, atau disebut tabel work. Beberapa keahlian yang dibahas pada kemampuan dasar kayu sebagai berikut: 

a. Pengukuran dan Melukis (Layout Tools)

1) Pengertian 

    Pengukuran merupakan cara untuk mengetahui fisik suatu benda, meliputi lebar, tinggi, panjang, dan kemiringan sudut. Melukis dalam pekerjaan kayu adalah penanda dari ukuran dan menggambarkan pekerjaan yang akan dilakukan. Pengukuran dan melukis adalah pekerjaan awal pada kerja kayu. Satuan yang umum digunakan adalah milimeter (mm), centimeter (cm), meter (m), dan inci. Satuan yang digunakan mengikuti panjang ukuran, keakuratan, dan alat ukur yang digunakan. 

    Pengukuran dilakukan dengan cara memeriksa angka yang ada pada alat ukur. Hal ini bisa dilakukan untuk mengecek atau melakukan persiapan untuk membuat benda kerja. Pengukuran yang umum digunakan pada pekerjaan kayu adalah penggaris mistar dan penyiku, contoh mengukur pada Gambar 3.1.

    Melukis benda kerja untuk menandai pekerjaan yang akan dilakukan. Melukis selalu identik dengan kegiatan mengukur. Proses melukis benda kerja sangat penting untuk membuat perencanaan pekerjaan. Contoh gambar melukis pada Gambar 3.2.


2) Peralatan 

    Pengukuran merupakan cara untuk mengetahui fisik suatu benda, meliputi lebar, tinggi, panjang, dan kemiringan sudut. Melukis dalam pekerjaan kayu adalah penanda dari ukuran dan menggambarkan pekerjaan yang akan dilakukan. Pengukuran dan melukis adalah pekerjaan awal pada kerja kayu. Satuan yang umum digunakan adalah milimeter (mm), centimeter (cm), meter (m), dan inci. Satuan yang digunakan mengikuti panjang ukuran, keakuratan, dan alat ukur yang digunakan. Adapun alat yang sering digunakan pada saat pengukuran dan melukis saat pekerjaan kayu sebagai berikut:

a) Meteran adalah alat ukur dengan bentuk memanjang dan paling sering digunakan untuk pekerjaan kayu. Adapun jenis meteran yang sering ditemui seperti: meteran lipat, meteran rol, dan mistar. Bahan yang digunakan umumnya dari baja, besi, kayu, maupun pita, Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.3.

b) Siku adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur pada sudut tertentu (45° dan 90°), umumnya pada bagian pojok benda kerja. Ada beberapa siku yang umum digunakan siku tetap, siku geser, siku goyang/bergerak. Sudut lain dapat diukur menggunakan Busur Derajat. Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.4.

c) Alat melukis adalah penanda pada benda kerja untuk memberikan batasbatas pekerjaan yang akan diberikan. Ada berbagai alat yang bisa digunakan melukis pada benda kerja, alat yang umum digunakan adalah perusut dan pensil. Perusut adalah alat yang umumnya terbuat dari kayu dengan ujung penanda menggunakan paku. Pensil sebagai penanda/melukis berbeda dengan pensil biasa, berbentuk pipih dan memiliki grafit yang relatif besar. Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.5. 


b. Pemotongan/Pembelahan (Cutting Tools)

1) Pengertian 

    Pekerjaan dasar selanjutnya adalah memotong dan membelah. Memotong adalah pekerjaan untuk memotong secara melintang, Membelah adalah pekerjaan membagi ke arah memanjang. Pekerjaan dasar memotong dan membelah adalah untuk menyiapkan benda uji. Pekerjaan dasar ini bisa digunakan untuk mempercepat membuat sambungan. Memotong dan membelah memiliki teknik tersendiri dan jenis peralatan yang berbeda pula pada masing-masing pekerjaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah hasil dari pemotongan/membelah ingin membuat halus atau kasar dan arah serat dari benda kerja. Arah serat menentukan bagaimana cara menggunakan alat dan teknik yang paling tepat.

2) Peralatan 

    Peralatan yang digunakan pada proses ini (kerja manual/tabel work) adalah gergaji tangan. Gergaji pada bagian pegangan bisa terbuat dari plastik (PVC) atau kayu. Daun gergaji yang paling baik terbuat dari baja, karena dengan kualitas baja yang bagus akan sulit tumpul dan tidak sering melakukan penajaman (mengikir). 

     Gergaji bagus memiliki gigi dengan perpanjangan 25 mm. Panjang gergaji umumnya di antara 500-650 mm. Jenis pemotongan kasar memiliki jumlah gigi 4-6 gigi per Inch dan gergaji halus memiliki gigi 12-14 per Inch. Ada berbagai jenis gergaji, tetapi yang akan dibahas adalah gergaji umum untuk membelah dan memotong

a) Gergaji potong, gergaji yang memiliki panjang antara 600-650 mm dengan 6- 8 PPI (jumlah mata gergaji per Inch). Daun gergaji yang memiliki panjang 550-700 mm memiliki 5-7 mata gergaji berkepanjangan 25 mm. Mata gergaji potong memiliki sudut antara 60-80 derajat. Gergaji potong digunakan dengan cara memotong melintang jaringan serat kayu. Jenis gergaji ini tidak bagus jika digunakan untuk memotong kayu olahan seperti partikel board, triplek, dan blockboard. Gambar dan bentuk gergaji ptpong dapat dilihat pada Gambar 3.6

    Teknik Memotong menggunakan gergaji potong dengan cara memegang kayu dengan tangan kiri, akan lebih maksimal dengan dijepit menggunakan ragum. Gergaji dengan dipegang bagian gagang dengan menjaga jari telunjuk tetap lurus untuk membuat gergaji tetap lurus. Sudut antara mata dan bagian datar benda kerja kurang lebih 45 derajat. Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.7.

b) Gergaji belah, memiliki panjang kurang lebih antara 500-600 mm dan gigi gergaji potong antara 10-12 PPI. Gergaji belah bagus digunakan untuk kayu olahan. Ciri lain dari gergaji belah memiliki daun gergaji yang relatif lebar. Gergaji belah memiliki gigi dengan sudut 90 derajat dan 45 derajat, bagian yang dikikir adalah pada sudut 90 derajat. Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.8. 


    Teknik gergaji belah, meletakan bend kerja diantara dua tumpuan atau bisa dengan cara menjepit pada ragum. Selanjutnya penggergajian antara mata gergaji dan benda kerja membentuk sudut 60 derajat, lihat Gambar 3.9. Hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan gergaji belah adalah kuakan (siwar) karena membelah kayu cenderung terjadi mancet/terjepit. Kuakan untuk gergaji pada umumnya adalah 1/3 dari tebal daun gergaji. Kekususan gergaji pada kuakan kayu basah adalah 2 kali tebal dari daun gergaji dan kayu kering ½ sampai 1 tebal daun gergaji, kuakan pada Gambar 3.9.

c) Ada beberapa gergaji khusus yang digunakan untuk posisi memotong atau membelah benda kerja. Gergaji khusus seperti framesaw (gergaji bentang), backsaw (gergaji punggung), cusrve cutting saw (gergaji lingkaran), dan gergaji gerek. Bisa dilihat bentuk dan ciri gergaji pada pertemuan sebelumnya (materi alat kerja kayu)

c. Perataan (Plan)

1) Pengertian 

    Perataan atau pengetaman memiliki fungsi utama meratakan, meluruskan, dan menghaluskan permukaan kayu pada benda kerja. Hal ini dibutuhkan untuk membuat permukaan terlihat bagus dan membuat permukaan rata. Hampir semua bagian produk memerlukan perataan atau pengetaman. Peralatan manual untuk pekerjaan dasar perataan menggunakan ketam manual, gambar ketam dapat dilihat pada Gambar 3.10.


2) Peralatan 

    Perataan atau disebut dengan ketam menggunakan alat serut (plane). Pisau ketam berada pada lidah ketam. Ketam manual dari kayu memiliki pegangan pada bagian samping dan ketam besi memiliki pegangan depan dan belakang. Berbagai jenis ketam yang bisa digunakan pada pekerjaan dasar kayu sebagai berikut: 

a) Ketam Pendek, umumnya dibagi menjadi 2 yaitu kasar dan halus. Ketam pendek kasar digunakan untuk pertama kali dan dilanjut menggunakan ketam pendek halus untuk menyelesaikan hasil menjadi bagus. Ketam kasar memiliki panjang sekitar 350-400 mm dengan lebar 50 mm dan ketam halus memiliki panjang sekitar 150-200 mm dengan lebar 50 mm. Gambar dapat dilihat pada Gambar di bawah.


b) Ketam Panjang, memiliki fungsi utama mengetam kayu panjang hingga rata, lurus, dan siku selain hal tersebut digunakan untuk menghaluskan kayu berbentuk papan sangat mudah. Ketam panjang memiliki ukuran panjang 500-600 mm dan lebarnya 55-60 mm. Ketam panjang memiliki kelebihan untuk menghasilkan pengetaman lurus dan hasil yang relatif lebih bagus. Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.11.


c) Ketam Cembung, alat ini memiliki sisi ketam lengkung. Ketam ini baik untuk mengetam bagian cekung maupun cembung. Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.12.

d) Ketam Kauto/Konkaf, alat ini memiliki pegangan disisi samping. Ketam berfungsi untuk pengetaman lengkung atau cekung dengan lebar tetentu. Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.13.


d. Pengikisan/Pahat (Chisel)

1) Pengertian 

    Pekerjaan dasar selanjutnya adalah pengikisan atau pahat (chisel). Inti dari pekerjaan ini adalah memotong dan menyayat serat-serat kayu. Peralatan yang digunakan pada pekerjaan pengikisan atau pahat adalah alat pahat. Ada berbagai jenis pahat dilihat dari bentuk, cara penggunaan sampai fungsi. 

2) Peralatan 

    Peralatan yang digunakan untuk mengikis dan memahat adalah alat pahat. Pahat bisa digunakan untuk membuat lubang, sambungan, perataan dibidang tertentu, dan membuat takikan pada kayu atau benda kerja. Pahat manual yang digunakan pada pekerjaan dasar ini sebagai berikut. 

a) Pahat dilihat dari penggunaan Pahat lubang atau pahat pukul memiliki ciri-ciri cincin pada bagian tungkai. Cincin pada pahat ini berfungsi untuk menghindari pecah ketika dipukul. Pahat ini memiliki kemiringan mata pahat 30-35 derajat. Penggunaan pahat dan bentuk pahat dapat dilihat pada Gambar 3.14.


    Pahat tusuk atau dorong memiliki bentuk kurang lebih serupa dengan pahat lubang atau pukul. Beda pada pahat tusuk adalah tanpa cincin dan memiliki kemiringan mata pahat yang lebih tipis. Penggunaan pahat dan bentuk pahat dapat dilihat pada Gambar 3.15.


b) Pahat dilihat dari fungsinya 

    Pahat bubut digunakan untuk membentuk benda kerja menjadi silindris dengan diputar dan disayat menggunakan pahat tersebut. Pahat bubut memiliki bentuk yang bervariasi dan banyak sesuai dengan kebutuhan. Adapun bentuk dari pahat bubut dapat dilihat pada Gambar 3.16. 

    Pahat ukir digunakan untuk membuat ukiran secara khusus. Pahat ini berbentuk panjang yang biasanya tidak ada pegangan pada bagian pangkal. Pahat ini memiliki ketajaman yang bagus dan memiliki tempat penyimpanan yang khusus agar terjaga ketajamannya, Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.16.


c) Pahat dilihat dari bagian mata pisau 

Pahat datar memiliki mata pisau datar yang berfungsi untuk membuat lubah atau kikisan lurus. Pahat ini sangat sering digunakan pada pekerjaan kayu. Pahat ini paling sering digunakan untuk membuat lubang sambungan. Pahat lengkung pada pekerjaan konstruksi jarang digunakan. Pahat lengkung digunakan untuk membuat lubang berbentuk lingkaran. Pahat lengkung juga identik dengan pahat ukir. 

e. Pelubang (Boring Tools)

1) Pengertian 

    Pekerjaan dasar kayu bagian pelubang adalah membuat lubang dengan cara putaran. Pelubangan dalam sampai 10 cm menggunakan pahat kurang efisien, lebih mudah menggunakan alat pelubang. Peralatan pelubang biasanya dikenal dengan bor, ber manual ada dua jenis yaitu bor penggerek dan bor engkol. 

2) Peralatan 

    Peralatan pada pelubang adalah bor, secara garis besar untuk pekerjaan manual adalah bor penggerek dan bor engkol. Bor menjadi pekerjaan yang efisien untuk pelubanngan yang tebal dan kecil. Adapun jenis bor tersebut sebagai berikut.

 a) Bor Penggerak, peralatan bor yang memiliki tangkai bor dan tangkai penggerak. diperhatikan pada pemasangan mata bor harus sesuai dengan chuck kolet (pemegang mata bor),bor penggerek dilengkapi mata bor jenis spiral tanpa senter maupun jenis spiral pakai senter, Untuk mengebor dengan menggunakan spiral tanpa senter sebaiknya sebelum melubang terlebih dahulu diberi tanda/dititik paku. Gambar dapat dilihat pada Gambar 3.17.

b) Bor engkol, peralatan bor ini memiliki tangkai bor sekalian pemutar bor sebagai pengengkol. Hal yang perlu diperhatikan adalah cara pemakaian saat pemasangan mata bor harus sesuai dengan chuck kolet (pemegang mata bor). Bor engkol dilengkapi dengan mata bor jenis irwin bor, dengan batang berulir dan bertaji penitik letak lubang juga berulir. Perawatan mata bor adalah pemberian pelumas atau oli. Gambar bor engkol pada Gambar 3.18.



2. Langkah Kerja Membuat Produk

    Ada beberapa langkah kerja umum pada pembuatan sebuah produk. Langkah awal adalah menyiapkan desain atau perencanaan produk, karena langkah ini menjadi hal penentu produk akan seperti apa. Selanjutnya persiapan bahan dan sampai pekerjaan finishing, jika diuraikan sebagai berikut.

a. Pemilihan Bahan

    Proses pertama setelah desain produk selesai adalah pemilihan bahan sesuai dengan kebutuhan desain. Perhitungan bahan yang digunakan pada tahap ini menjadi hal yang penting. Pemilihan bahan menjadi hal yang penting karena menyesuaikan jumlah kaya dan seminimal mungkin menghindari pembuangan kayu.


b. Pembentukan Bahan

    Bahan yang dipilih belum tentu bagus. Pengolahan yang diperlukan pada bagian ini adalah menjadikan bahan memiliki sudut siku 90 derajat. Pemotongan global bahan menjadi hal penting untuk estimasi produk yang akan dibuat. Pembentukan bahan adalah proses membuat bahan setengah jadi agar memudahkan proses pelukisan bentuk produk.


c. Melukis benda kerja dan pengukuran

    Setelah bahan setengah jadi dibuat proses selanjutnya adalah melukis benda kerja. Melukis benda kerja sesuai kebutuhan. Proses ini menentukan bentuk dan sambungan yang akan dipakai pada produk. Hal fatal yang biasanya terjadi pada bagian ini ketika perencanaan belum matang dan perencanaan sambungan yang salah.


d. Pemotongan, pengetaman, pelubangan, dan pemahatan

    Proses selanjutnya adalah pekerjaan dasar kayu yang paling banyak mulai dari pemotongan, pengetaman, pelubangan, dan pemahatan sesuai dengan lukisan kayu yang ada. Memperhatikan lukisan yang sudah dibuat dan menghindari kegagalan pembuatan setiap bagian kayu. Bagian ini menjadi titik penting pada proses produksi kayu.


e. Perakitan

    Perakitan adalah menggabungkan semua bagian produk yang sudah dibuat sesuai lukisan yang ada. Perakitan tidak hanya memasang setiap bagian yang ada. Perakitan juga menyetel bagian agar terpasang dengan rapi, siku, dan tidak baling. Ketika proses pembuatan produk di bagian setelah melukis tidak dilakukan dengan baik, maka proses perakitan akan menjadi pekerjaan yang lama karena banyak perbaikan. 


f. Pengamplasan

    Proses pengamplasan adalah membuat permukaan halus agar mudah dalam pekerjaan finishing. Proses pengamplasan tidak hanya menghaluskan, melainkan juga menutupi lubang dan cacat kayu menggunakan dempul atau bahan sejenis kemudian diamplas sampai rata. Semakin halus hasil amplas akan menghasilkan produk pengecatan yang baik pula.


g. Pengecatan

    Pengecatan adalah proses pekerjaaan finishing akhir. Proses pengecatan pada kayu pori-pori lebar perlu didahului dengan filler. Pengecatan awal menjadi dasar, kemudian diamplas dengan amplas yang paling halus. Pengecatan akhir menggunakan cat topcoat.


h. Pengemasan

    Pengemasan produk untuk melindungi produk saat pengiriman. Hal yang diperhatikan saat pengemasan adalah bagian sudut dan tepi. Bagian lain yang mudah terbentur dan tergores saat pengiriman.


C. Daftar Pustaka

Fatori, Muhammad. 2013. Peralatan dan Mesin Pengerjaan Kayu. Jakarta: PSMK 

Thamrin, Yeddy. 2017. Pengetahuan Dasar Pekerjaan Kayu. Online: www.upj.ac.id 

Rasyid, A. 2020. Jenis-jenis dan Cara Penggunaan Mesin Bor. Online, www.samrasyid.com


Adapun Video Tentang Pekerjaan Dasar Kayu (Pembuatan Produk) Sebagai Berikut:






Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL PRAKTIK KAYU

  MODUL PRAKTIK KAYU: 1. KESEHATAN DAN KESALAMATAN KERJA (K3) PADA KERJA KAYU 2.  BAHAN KAYU DAN PERALATAN DALAM KERJA KAYU 3.  KEMAMPUAN DASAR KERJA KAYU 4.  BERBAGAI MESIN KERJA KAYU 5.  BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KAYU 6.  PEKERJAAN FINISHING PRODUK KAYU 7.  PERENCANAAN PRODUK KAYU

MODUL PRAKTIK BATU BETON

  MODUL PRAKTIK BATU BETON 1.  PENGENALAN DAN PELUANG TEKNIK KONSTRUKSI DAN PERUMAHAN 2.  PELAKU DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI PADA UMUMNYA 3.  PERLATAN DAN TEKNOLOGI DALAM KONSTRUKSI DAN PERUMAHAN 4.  JENIS-JENIS PEKERJAAN DALAM KONSTRUKSI PERUMAHAN

KESEHATAN DAN KESALAMATAN KERJA (K3) PADA KERJA KAYU

A. Pokok bahasan : 1. Pengertian K3  2. APD pada Konstruksi Kayu  3. Etika Bekerja pada Kayu  B. Isi Materi :  1. Pengertian K3        Project/suatu kegiatan merupakan pekerjaan yang melibatkan berbagai unsur mulai dari sumber daya manusia, teknologi mencakup peralatan dan metode kerja, ilmu sosial untuk pengolahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Hal ini menjadi salah satu K3 sebagai dasar keamanan dari konstruksi. K3 menjadi hal penting dan menjadi tanggung jawab dari pelaksana pekerjaan atau kontraktor.       Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Permen PU No. 9 Tahun 2008 adalah K3 pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, baik yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. OHSAS 18001:2017 yaitu kondisi serta faktor yang berpotensi berdampak, pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (pekerja kontrak, personil kontraktor, atau