Langsung ke konten utama

BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KAYU

A. Pokok bahasan :

1. Pengertian Sambungan dan Hubungan Kayu 
2. Syarat Sambungan Kayu 
3. Konsep pada Sambungan pada Konstruksi Kayu 
4. Langkah Kerja Sambungan/Hubungan Kayu 
5. Jenis-jenis Sambungan Kayu

B. Isi Materi : 

1. Pengertian Sambungan dan Hubungan Kayu

    Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan yang penting dalam pekerjaan kayu. Sambungan dan hubungan kayu adalah cara untuk mengatasi keterbatasan bentuk kayu, karena kadang kala pekerjaan kayu memerlukan bentuk yang memanjang dan melebar. Hal penting dibagian ini adalah sambungan atau hubungan sebagai penandaan pada kayu untuk menentukan potongan kayu.
     Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubungkan menjadi satu bagian kayu pada arah memanjang atau mendatar maupun tegak lurus dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi. Sambungan kayu contohnya batang gording yang disambung semakin panjang. Contoh sambungan kayu arah mendatar atau melebar seperti papan meja yang dihubungkan ke arah melebar. Gambar dapat dilihat pada Gambar 5.1.

    Hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang maupun dalam satu ruang. Contoh hubungan kayu seperti bentuk batang tegak dan penyokong pada kuda-kuda dan hubungan kayu yang lain biasanya kayu yang menyudut. Hubungan kayu juga digunakan untuk konstruksi yang bercabang. Gambar dapat dilihat pada Gambar 5.2.


2. Syarat Sambungan Kayu

    Kayu agar menjadi sebuah konstruksi umumnya dilakukan penyambungan dan penghubungan agar menjadi satu bagian. Hal ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 
a. Sambungan harus sederhana dan kuat. Kuat disini menghindari takikan besar dan dalam, karena dapat mengakibatkan kelemahan kayu dan diperlukannya batang-batang kayu besar sehingga masuk dalam pemborosan. 
b. Penyambungan mengetahui sifat-sifat kayu. Seperti sifat menyusut, mengembang dan tarikan. 
c. Sambungan harus mampu menahan gaya-gaya yang bekerja. 
d. Pembuatan sambungan haruslah datar dan siku agar sambungan kuat dan rapi.


3. Konsep Sambungan pada Konstruksi Kayu

    Konstruksi kayu maupun kayu kriya dan meubel hanya memiliki dua konsep pada kerangka atau framenya. Pertama terdiri dari balok-balok sehingga membentuk sambungan atau hubungan balok di sebut frame balok. Kedua adalah sambungan atau hubungan papan yang disebut frame papan.
    Adapun frame balok bisa dilihat dari kerangka yang terdiri dari balok-balok. Walupun demikian penutup frame juga bisa berupa papan maupun multiplex. Salah satu kelebihan dari frame balok adalah lebih hemat karena penutup bisa menggunakan bahan yang lebih tipis. Gambar dapat dilihat pada Gambar 5.3.

    Adapun frame papan bisa dilihat dari kerangka dan penutup dari konstruksi terbuat dari papan. Papan selain menjadi frame juga sebagai penutup untuk konstruksi. Salah satu kelebihan dari fram papan adalah kekuatannya ketika terbuat dari papan yang tebal. Gambar dapat dilihat pada Gambar dapat dilihat pada Gambar 5.4.


4. Langkah Membuat Sambungan Kayu

    Setelah meniyaipakan bahan dan alat secara garis besar ada 3 langkah dalam membuat sambungan. Langkah membuat sambuangan sebagai berikut: 
a. Mengukur dan melukis. Langkah pertama adalah mengukur benda kerja/kayu, perencanaan sambungan dengan membuat lukisan/garis rencana sambungan. 
b. Pembentukan sambungan. Pembuatan bentuk sambungan dengan mengikuti garis yang sudah dibuat sebelumnya. Langkah ini selesai ketika sambungan sudah bisa dipasagkan. 
c. Penghalusan dan perakitan. Pembuatan betuk biasannya kurang rapi atau belum siku, perlu dirapikan terlebih dahulu. Ketika sudah rapi dilakakan perakitan sambungan.


5. Jenis-jenis Sambungan dan Hubungan Kayu

a. Sambungan Kayu Arah Memanjang Mendatar

1) Sambungan bibir lurus
Sambungan ini digunakan ketika balok dipikul, contohnya balok tembok. Sambungan ini cukup lemah karena masing-masing kayu terkena takikan cukup besar. Gambar dapat dilihat pada Gambar 5.5. 


2) Sambungan bibir lurus berkait 
Sambungan bibir lurus berkait memiliki kelebihan karena masih kuat dalam menahan tarik. Kait pada sambungan inilah yang berfungsi menahan gaya tarik. Walaupun demikian tetap memperhatikan gaya geser yang terjadi karena bisa mengakibatkan kayu putus.


3) Sambungan bibir miring 
Sambungan bibir miring umumnya digunakan untuk menyambung gording pada jarak 2,5 s.d. 3,5 m yang dipikul oleh kuda-kuda. Persyaratan sambungan ini tidak boleh diletakan tepat diatas kuda-kuda, karena takikan akan semakin melemah terkena momen negatif dari kaki kuda-kuda. Sambungan sebaiknya diletakan pada peralihan momen positif ke momen negatif, umumnya pada jarak 1/7 s.d. 1/9 dari kuda-kuda.


4) Sambungan bibir miring berkait 
Sambungan bibir miring berkait memiliki syarat kurang lebih sama dengan sambungan bibir miring. Hal yang menjadi kelebihan pada sambungan ini adalah kait yang ada. Kait menjadikan sambungan ini semakin kuat. 


5) Sambungan memanjang balok kunci
Sambungan ini adalah sambungan bibir lurus yang ditambah dengan pengunci. Penerapan sambungan biasanya pada balok tarik kuda-kuda.


6) Sambungan memanjang balok kunci jepit
Hampir mirip dengan sambungan balok kunci hanya saja sambungan ini memiliki pengunci doubel/ganda.

7) Sambungan kayu arah memanjang tegak
Sambungan ini biasanya digunakan pada tiang-tiang yang tinggi. Sambungan ini kuat dalam menahan beban aksial dari atas tiang. Adanya sambungan kayu ini juga mengatasi keterbatasan panjang kayu.


b. Hubungan Kayu Berlawanan Serat (menyudut)

1) Hubungan kayu menyudut 
Hubungan kayu menyudut biasanya berbentuk lubang dan pen terbuka ini salah satunya memiliki ketebalan ½ s.d 1/3 dari tebal.


2) Hubungan kayu menyudut dengan lubang dan gigi 
Hubungan ini kurang lebih sama dengan sambungan kayu menyudut. Hubungan ini memiliki perbedaan pada lubang gigi dengan takikan/cowakan 1/8 s.d. 1/6 lebar balok.
 


3) Hubungan ekor burung terbenam 
Hubungan selanjutnya adalah ekor burung menyudut. Sambungan ini jarang digunakan karena sulit diterapkan. Fungsi sambungan ini kurang lebih sama dengan sambungan sudut sejenis.


4) Hubungan ekor burung layang


5) Hubungan ekor burung sorong

6) Takikan ekor burung takikan dengan perkuatan 
Hubungan ini sering kita temui pada konstruksi plafond.



7) Hubungan kayu purus dan lubang terbuka


8) Hubungan kayu menyudut dengan lubang dan pen 
Hubungan ini banyak digunakan pada kayu konstruksi, misalnya konstruksi rumah joglo. Hubungan ini juga termasuk yang portabel karena termasuk hubungan knockdown.

9) Hubungan loef 
Hubungan ini terbuat dari dua balok yang bersilang dengan ditakik sedalam 1,2 s.d. 2 cm dari lebarnya. Salah satu dari takikan inilah yang disebut loef.

c. Sambungan Kayu Arah Melebar

    Sambungan ini adalah yang paling sering digunakan pada papan. Salah satunya pada papan meja maupun kursi. 
1) Sambungan lidah dan alur


2) Sambungan lidah dan alur lepas 
    Sambungan ini menjadi modifikasi dari lidah dan alur lepas. Metode sama biasanya berbentuk lubang dengan isian bulat berdiameter 0,5 cm. 


3) Sambungan lidah dan alur miring 
Agar sambungan lebih kedap lagi modifikasi dibuatkan alur miring atau lebih panjang dengan perkuatan paku.

6. Sambungan Kayu Modern

a. Screw dan Lem 
    Sambungan modern adalah penggunaan screw dan lem, hal utama yang perlu diperhatikan pada pembuatan sambungan adalah kesikuan dari kayu. Sambungan ini memiliki kelebihan cepat dan sangat cocok dengan frame balok


b. Glue In Rod 
    Sambungan Glue In Rod adalah perkembangan sambungan modern yang sering digunakan untuk konstruksi. Sambungan ini adalah dengan lubang di masing-masing sisi kemudian diberikan lem serta batang ulir didalam lubang tersebut. Sambungan ini dikembangkan lebih lanjut dengan tambahan bracket agar menjadi sambungan knockdown. 


C. Daftar Pustaka

Misdarpon, Deddy. 2013. Teknik Konstruksi Furnitur 1. Jakarta: PSMK 

Kusnaedi, Iyus. 2015. Jenis-jenis Sambungan Kayu. Online, www.vdocomen.com 

Prasetyo, EH. 2018. Modul Sambungan dan Hubungan Kayu. Online, www.docplayer.info 

Satria A, Dkk. 2017. Perilaku Sambungan Balok-Kolom Kayu Keruing dengan Penghubung Tulangan Baja Ulir Beban Monotonik. Prosiding SENATEK. Online, www.researchgate.com 

Supriatin, Nanda. 2019. Sambungan Kayu. Online, www.file.upi.edu





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL PRAKTIK KAYU

  MODUL PRAKTIK KAYU: 1. KESEHATAN DAN KESALAMATAN KERJA (K3) PADA KERJA KAYU 2.  BAHAN KAYU DAN PERALATAN DALAM KERJA KAYU 3.  KEMAMPUAN DASAR KERJA KAYU 4.  BERBAGAI MESIN KERJA KAYU 5.  BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KAYU 6.  PEKERJAAN FINISHING PRODUK KAYU 7.  PERENCANAAN PRODUK KAYU

MODUL PRAKTIK BATU BETON

  MODUL PRAKTIK BATU BETON 1.  PENGENALAN DAN PELUANG TEKNIK KONSTRUKSI DAN PERUMAHAN 2.  PELAKU DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI PADA UMUMNYA 3.  PERLATAN DAN TEKNOLOGI DALAM KONSTRUKSI DAN PERUMAHAN 4.  JENIS-JENIS PEKERJAAN DALAM KONSTRUKSI PERUMAHAN

KESEHATAN DAN KESALAMATAN KERJA (K3) PADA KERJA KAYU

A. Pokok bahasan : 1. Pengertian K3  2. APD pada Konstruksi Kayu  3. Etika Bekerja pada Kayu  B. Isi Materi :  1. Pengertian K3        Project/suatu kegiatan merupakan pekerjaan yang melibatkan berbagai unsur mulai dari sumber daya manusia, teknologi mencakup peralatan dan metode kerja, ilmu sosial untuk pengolahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Hal ini menjadi salah satu K3 sebagai dasar keamanan dari konstruksi. K3 menjadi hal penting dan menjadi tanggung jawab dari pelaksana pekerjaan atau kontraktor.       Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Permen PU No. 9 Tahun 2008 adalah K3 pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, baik yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. OHSAS 18001:2017 yaitu kondisi serta faktor yang berpotensi berdampak, pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (pekerja kontrak, personil kontraktor, atau